Senin, 19 April 2010

'sakitku mengobatimu'



bertemu dengan sahabat yang satu ini waktu selalu dipenuhi dengan cerita. meski secara fisik dia tak sekuat dulu lagi karena ginjal yang gagal menyangga aliran darahnya hingga dua kali seminggu harus cuci darah, namun cerita miliknya tak pernah tersendat seperti penyakitnya

"aku memang harus mengalah untuk melepaskan kegiatan mengajar karena penyakitku ini, tapi bukan berarti aku pesakitan yang hanya bisa duduk dan merutuki nasib" mungkin itulah pesan yang selalu ingin ia sampaikan tiap kami bertemu.

maka, sejak sebulan lalu, ia 'mengalah' dipindahkan ke kantor gubernur sebagai penggunting koran. menurutnya kerjanya kini sangatlah mudah, takperlu pemikiran dan tak perlu tenaga. cukup satu jam waktu yang dihabiskan untuk menuntaskan pekerjaan.

diluar cerita pekerjaan barunya, satu hal yang kukagumi darinya secara diam-diam adalah semangatnya. jangan pernah berpikir ia akan duduk lemas menanti simpati orang akan kondisi kesehatannnya atau mendengar keluhan saat rasa sakit mendera saat cuci darahnya berlangsung.

justru sebaliknya. ia selalu ceria dan penuh cerita. bertemu dengannya setelah beberapa bulan tak bersua, seolah waktu berhenti. ia dengan santai mengabarkan kegiatannya, menceritakan mimpi-mimpinya dan 'mengibakan' orang-orang yang iba kepadanya.

"aku membuat banyak cerpen selama sakit, vie. tentang apa aja, termasuk dirimu" terangnya semangat. seperti biasa, aku selalu suka mendengar ceritanya, tersenyum menunggu kelanjutannya.

"ada satu cerita yang kubuat dan menurutku menarik, judulnya 'sakitku mengobatimu" terangnya lagi. aku diam menunggu. "cerita ini terinspirasi dari kalian, orang-orang yang datang menjengukku yang bermaksud berempati, tapi akhirnya justru curhat tentang masalah masalah kalian"

"kau tahu kenapa mereka akhirnya curhat? karena mereka melihat aku santai tak tertekan dengan penyakitku, malah sebaliknya aku selalu bergembira dan banyak cerita seperti sekarang ini. maka mereka yang secara tak sengaja menceritakan masalah yang mereka hadapi "

aku tetap diam namun serius mendengarnya. "akhirnya aku berpikir, penyakit yang kuderita ternyata bisa membantu penderitaan kawan, meski cuma sebagai pendengar dan sesekli memberi saran. Jadi tak salahkan kalau aku buat tulisan dengan judul itu?" jelasnya sambil bertanya dengan sedikit tawa lucu.

"dan kau tahu apa yang selalu kukatakan pada mereka setiap selesai curhat? aku hanya bilang, 'kawan, masalahmu tak sebesar masalahku yang harus cuci darah seumur hidup yang harus menahan rasa sakit saat jarum menyuntik setiap dua hari sekali sementara anakku masih kecil. kulalui itu semua dengan santai, jadi jangan mau merasa menderita dengan masalahmu' gimana pendapatmu vie?" jelasnya panjang lebar.

lagi-lagi aku hanya tersenyum, kamu memang hebat kawan, batinku. bertemu denganmu saat sakit tak ubahnya bertemu denganmu saat dalam kondisi sehat. tak ada yang berubah, tetap ceria dan penuh dengan petuah-petuah. semoga aku bisa sekuatmu menjalani hidup yang pastinya penuh dengan rasa sakit namun masih sempat memberi obat pada yang lain.


*kupersembahkan untukmu sahabatku, kristin.

*foto internet