Kamis, 18 Juni 2009

Tjong A Fie


Pernah dengar nama Tjong A Fie, saudagar terkaya Deli tempo dulu? Syukurnya aku berkesempatan bisa melihat kediamannya yang tak sembarang orang bisa mendapat kesempatan ini, hmmmm...lumayan menarik kok.

tangga kayu

ruang dalam mansion

Tjong A Fie

meja batu, kursi kayu dan lukisan kuno


Sudah cukup lama juga aku cuma bisa memandangi rumah ini dari luarnya aja. sempat terpikir kapan ya bisa melongok kedalamnya. Melihat berbagai peninggalan saudagar terkaya pada jamannya dulu di Medan.

Tjong a Fie, bukanlah nama yang asing. Kekayaannya mampu membuat Medan yang saat itu masih bernama Deli menjadi kota besar karena roda perdagangan yang dilakoninya.

Kagum deh lihat berbagai pernak pernik peninggalannya yang serba kuno. Mulai dari meja batu, kursi kayu yang sudah berabad usianya, cermin berukir nan menawan hingga ranjang eksotis yang cantik..

Ruangannya juga nggak kalah keren. Arsitektur bangunan yang menarik dengan gaya China Mansion membuat aku takjub saat mengelilinginya. Jadi terbayang Medan Tempo Doeloe, ketika memandang keluar dari bangunan tingkat dua. Derap kaki kuda sebagai alat transportasi, dengan pemandangan resto Tip Top diseberangnya yang dipenuhi meneer-meneer dan noni-noni Belanda..

Hm..medan seharusnya pantas jadi kota heritage. peninggalan sejarahnya sangat beragam, dan Mansion Tjong A Fie salah satunya..

Selasa, 09 Juni 2009

Tragedi lagi..


Glekk....sempat tercekat mendengar berita di TV. Lagi-lagi kenderaan Angkatan Udara terhempas ke bumi. Padahal belum genap sebulan kasus sama dimana pesawat hercules milik AU ini jatuh dengan menewaskan banyak korban, kini, kejadian kembali terulang dan helikopter sebagai medianya.

Meski begitu jangan salahkan korban baik pilot maupun penumpangnya sebab mereka hanyalah memanfaatkan kenderaan yang ada dan tersedia. Kenderaan baik pesawat maupun helikopter itu memang sudah sangat tua, uzur kalau boleh dibilang. Ibarat manusia yang seharusnya hanya duduk santai di kursi goyang sambil membaca koran atau mendengarkan lagu sambil santai di kursi goyang.

Sedangkan heli dan pesawat itu, mereka harus tetap kelihatan gagah. Harus siap jalan saat diperintah, meski pun tubuh sudah tak kuat lagi. Organ tubuh yang sudah banyak tak sehat tak digubris sama sekali. selama mereka bisa melangkah, kenapa harus berhenti? (itu mungkin pikiran para elitenya?)

Lantas kalau akhirnya mereka harus jatuh tersungkur karena tak kuat lagi memanggul beban sambil menempuh perjalanan, maka mulailah untu meratap dan menyesali yang tentu tak ada gunanya....

Biarkan pesawat dan yang heli yang tua beristirahat seperti saat kita menyuruh orangtua kita untuk duduk santai dengan membiarkan yang muda yang bekerja..........

Rabu, 03 Juni 2009

bayang kegelapan


Akankah kasus Prita Mulyasari, (pengirim email tentang tak profesionalnya RS. Omni, yang akhirnya harus merasakan hotel prodeo) menjadi awal kembali datangnya kegelapan di negara ini?

Berbagi info tentang pelayanan publik apakah itu sebuah kesalahan? Rasanya tidak. Tapi ancaman yang mengikuti dibelakangnya seperti yang dialami Prita pastinya akan membuat banyak orang menjadi cemas untuk bertukar informasi lagi..

Ini mungkin tanda-tanda kita harus kembali mencicipi zaman orba lagi....:(
Bayang kegelapan tampak sudah mulai menari disekitar kita, dan Prita adalah korban pertamanya.